TopMenu

Pages

Monday, April 13, 2015

BTS : 5 Derita Food Bloggers

Sebelum berfikir jadi Food Bloggers, baca ini dulu ! 


Sorry I'm writing this on Bahasa Indonesia, because I wanna share my experience as a what-so-called Food Blogger to my Indonesian readers! ;D

Seiring dengan pesatnya pertumbuhan kuliner di Indonesia, pesat juga pertumbuhan untuk menjadi 'Food Bloggers' kurang lebih 2 tahun belakangan ini. Setelah 5 tahun gw menjalani hobi ini ( gw mulai sekitar tahun 2010 ), banyak banget food blogger terdahulu yang pensiun, terlebih lagi, food blogger baru yang fresh dan 'ambisius'. 

Maksud gw menulis post ini adalah it's only for fun! dan pengen sharing lebih lagi sih soal pengalaman gw selama ini. Tidak ada maksud untuk menyinggung pihak siapapun, kalaupun ada yg tersinggung, terlebih dahulu gw minta maaf.

Waktu pertama kali gw mulai dulu, jujur gw sama sekali gak mengenal apa itu Food Blogger! Gw bahkan ga tau ada profesi/hobi yang bernama Food Blogger. Awalnya nulis tentang kuliner sih karena emang punya blog yang ga kepake, trus ya emang suka foto makanan dan passionate about food, that's why gw berfikir kenapa juga ga ditaruh aja di blog, biar berguna bagi orang lain. 

Sekarang terms Food Blogger kayanya emang uda banyak orang yang tau. Tapi setau gw, terlebih gampangnya kalau di Indo, Food Blogger itu bisa dibagi menjadi dua, yaitu tukang masak dan tukang makan! Kalau diluaran sana kayanya lebih spesifik lagi yah, lebih lengkapnya lo bisa liat nih para jawara2 Best Food Blogger Award yg diadain sama majalah Saveur

Nah, tukang masak itu adalah Food Blogger yang sukanya posting resep-resep pribadi, disertai foto-foto yang ciamik lengkap dengan food-stylingnya yang kece juga. Klo tukang makan adalah Food Blogger yang kerjaannya keliling restoran2 baru, yah kurang lebih jadi restaurant-guide lah ya. Nah klo gw sendiri, mungkin blog gw emang mayoritas lebih ke restaurant guide, tapi since gw juga suka masak, kadang-kadang gw juga masukin resep sih.

So here it is ! Kalau elo bermaksud untuk menjadi Food Blogger, baca dulu ini sampai abis, jadi elo tau tuh derita-deritanya Food Bloggers. Dan buat elo-elo yang suka ngejudge seorang Food Bloggers, please baca juga karena sebagai Food Blogger it's not only about glitters and gold ! ;D

Derita Para ( Indonesian ) Food Bloggers 

1. "Enak ya jadi Food Blogger, kerjanya cuma MAKAN GRATIS"
Ga tau berapa banyak orang yang uda ngomong kalimat ini ke gw ( dan pastinya temen Food Blogger lainnya ). Kayanya stereotype orang-orang soal Food Blogger adalah "MAKAN GRATIS". Makanya banyak juga yang kepikiran untuk menjadi Food Blogger, cuma karena bisa dapet ( yang katanya ) "MAKAN GRATIS".

 Miris juga sih pas denger ada yang dateng ke restoran bawa proposal atau bekal kartu nama bertuliskan Food Blogger, dan berharap mendapatkan 'treatment' dari sang empunya restoran. Back in those days, seriously ALL the Food Bloggers yang gw tau, gak pernah tuh minta-minta ke restoran untuk di-invite, ataupun memberikan 'charge' apabila restoran mau direview. Well.. I guess it's already change now. 

THERE'S NO SUCH THING AS "MAKAN GRATIS" !
 
Gw akuin waktu pertama kali gw dapet invitation dari restoran, jujur ada perasaan 'bangga'. Wih kayanya gw 'penting' banget ampe bisa dapet invitation segala. Yah mungkin... kalian juga berfikir yang sama. But here's my two cents. Untuk menuju ke restoran tersebut butuh ongkos kan ? Untuk produce foto2 yang bagus pastinya butuh modal untuk punya kamera ( + lensa ) bagus kan ? Untuk bikin postingan kece biar bisa dibaca semua orang pastinya butuh waktu, otak, dan internet connection ( juga laptop ) kan? 

Masih bisa bilang "GRATIS" ? Coba deh itung-itung, modal kamera + lensanya uda berapa digit tuh. Belum lagi ongkos bensin+parkir atau kendaraan umum, trus waktu yang dibuang untuk edit foto, bikin tulisan plus ongkos nyari wifi klo internet rumah lagi nge down. Buat gw pribadi, bikin satu postingan tuh bisa 3-5 jam loh. Mostly karena ngedit foto. Maklum, gw masi jadul jadi masih pake sotosop ( photoshop ).

2. "Uda gw kasi Makan Gratis, nulis reviewnya juga jelekin kita lagi".
Nah ini nih, kadang2 yang ada dipikiran pihak restoran. "Reviewnya yang bagus-bagus aja yahhh!", sering juga kalimat ini dilontarkan ke gw. Well I get it.... Emang ga semua orang sih bisa nerima kritik, tapi ga bisa berkata jujur cuma hanya karena dikasi 'makan gratis' ataupun 'diundang', is a BIG NO-NO!

Kadang 'disitu saya merasa sedih' pas dateng ke invitation restoran, eh mana pihak restorannya 'pelit', terus makanannya keluarnya lama, dan rasanya juga 'crap', eh disodorin 'bill' pula akhirnya. Abis itu pas kita ngomong apa adanya di blog, kitanya yang disinisin tanpa berbesar hati untuk menerima dan mengubahnya untuk menjadi lebih baik lagi. Mungkin gw agak sedikit lebay, tapi please lah pihak restoran juga bisa menghargai pengorbanan 'dibalik layar'-nya para Food Blogger.


Miris juga ketika gw ngeliat blog Food Blogger jaman sekarang, yang isi reviewnya gak Honest, dan 'yang bagus-bagus doang'. I think the purpose of BLOG adalah untuk bisa menumpahkan opini dan isi otak lo yang SEBENARNYA, tanpa terikat oleh 'makan gratis', 'undangan', ataupun 'bayaran'. Review yang JUJUR, emang susah untuk dilakukan, tapi elo harus lakukan, karena cuma kejujuranlah yang bisa membuat pembaca lo PERCAYA sama review lo *tsaaahhhh*.



3. "Rekomen gw restoran yang enak dong ! Entar gw coba yah. Awas yah kalo gak enak !"
Ketika lo jadi Food Blogger, otomatis temen2 lo akan selalu nyari lo apabila mereka kehilangan ide untuk makan dimana. Lo akan jadi Food-Guide or Food-Wikipedia berjalan setiap kali mereka mau cari info, padahal sebenernya ( maybe ) itu info uda ada di blog lo. Gosh..... rasanya gw cuma pengen dengan ketus bilang "Liat aja di blog gw, uda ada koq info alamatnya !!!!" 


Uda kita kasi rekomendasi, kadang mereka akan put pressure on you. "Awas yah kalo gak enak !!", cuma bisa tepuk jidat kalau pas ada yang ngomong gini ke gw. Gimana caranya coba bisa menyamakan selera semua orang??? Lidah kita kan beda bro! 
"Kemaren gw uda cobain tuh rekomendasi elo, kata lo enak, koq bagi gw parah banget ye!"
Oh please, kalau ada yang bisa kasi gw solusi soal ini, Let. Me. Know !
@JKTFoodies Family !



4. "Katanya Food Blogger, Masa gak tau sihhhh ??"
Ada masanya loh ketika gw lagi bosen banget ngeblog, dan lagi males nyobain restoran baru. Nah, pas lagi ngobrol sama orang dan found out gw gak update soal restoran masa kini, langsung deh gw dapet judgment tersebut.

Food Blogger juga manusia.

Ada masanya juga ketika gw merasa bego ga tau tentang sebuah makanan ataupun sebuah bahan masakan, gw mendapat tatapan sinis dan terlontarlah kalimat yang tadi. Jeng jeng..... I'm always passionate about food, but it doesn't mean I KNOW EVERYTHING. That's why untuk meminimalisir hal tersebut, gw selalu push myself untuk google more, read more, ataupun watch more culinary TV show. 

Kualitas seorang Food Blogger bukan ditentukan dari seberapa banyak jumlah Followers Instagram-nya, tetapi seberapa besar pengetahuan dia di dunia kuliner, seberapa well-trained palate-nya, seberapa signifikan impact yang dia bawa untuk dunia perkulineran Indonesia. 

So kalau elo berfikir untuk menjadi Food Blogger, banyak-banyakin deh masak ( dengan itu lo jadi tau proses bikin makanan elo plus bahan-bahannya ), banyak-banyakin resource yang membuat lo jadi berkualitas. Jangan kerjanya mikirin banyaknya followers, atau banyaknya invitation dan endorsement. 

Jangan jadi 'Murah'.


5. "Karena elo Food Blogger, Makanan apa sih yang paling enak ??"
Kayanya ini pertanyaan yang sudah beribu2 kali gw dapatkan, apalagi kalau ketemu orang baru. To be honest, setiap kali gw dapet pertanyaan ini pasti gw akan.... first, *palm face*, second, *immediately amnesia* ( sumpah tiba-tiba lupa sama semuanya).

There's TOO MANY delish food in this world, why boxed it into only one ???

Kalau pertanyaannya "Jenis makanan apa yang paling kamu suka?" atau "Soto mana yang paling enak di Jakarta?", mungkin akan lebih gampang yah jawabannya.


modus detected? :p

Secara gw uda sering banget dapet pertanyaan ini, jawaban gw pasti udah template....
"Aduh apa yah..... banyak sih..... tergantung sukanya apa..... kalau saya sih suka banyak masakan, tapi paling suka itu masakan Japanese". haha....


5 hal ini sebenarnya cuma sebagian kecil dari deritanya para Food Blogger. Karena sebagai Food Blogger pastinya elo akan susah kurus, dapet back-pain ( karena gotong kamera kemana-mana ), dapet tatapan sinis karena terlalu heboh moto-moto, dan hal-hal lainnya yang ga bisa gw sebutkan satu- satu disini. Secara jujur karena banyak fenomena Food Blogger baru yang bermunculan ini, kayanya koq orang jadi 'too-ambitious' with this Food Blogger thingy. 

Kind of miss those days dimana kita cuma a bunch of people who obsessed with food, tanpa harus sikut-sikutan satu sama lain. Seriously, gw ga mau ngeblog cuma karena gw bisa dapet invitation, dapet banyak endorsement dan followers or bisa dikenal orang, gw ngeblog karena gw mau berbagi info tentang apa yg gw tau, dan of course, my passion for food. Kalau elo bisa dapetin privilege, endorsement or followers, itu cuma Bonus. So please, if you wannabe a Food Blogger, let's change your mindset !


Post ini bukan bermaksud untuk 'Menggurui'. It's okay if you're not agree with me. This is my personal opinion and I just wanna share with you all. What's your opinion then? Just comment below ! Cheers !!
 

32 comments:

  1. I feel you, Sha. kalo ketemu temen2 yang ga tau apa2 emang suka ngomong gitu deh. ada juga sih family yang sinis bilang "Enak ya kemana2 makan gratis". Dan itu membuat kita lgsg kagak respect with that people. Sigh.. 5 problems is too few. masih banyaaaaak banget yang lain yang ga bisa di ceritain di blog ini ya Sha.. hehe..

    We really are grateful to have a fellow foodie like you! God Bless always..

    ReplyDelete
  2. Salam sesama angkatan 2009-2010! Hahaha. Well written Nat. Gua masih mau komen panjang, tapi let me sort my thoughts dulu supaya ga salah ngomong. But again, thanks for pointing these out. Spot on! I feel them all and now I'm thinking point 6-20. hahaa

    ReplyDelete
  3. Nice blog post.. thumbs up for you for relaying this information with such honesty :)

    ReplyDelete
  4. @verdi : makasih the hungry doctor ;D

    @andy : klo kebanyakan tar orang cape bacanya. jadi 5 aja cukup huahahah

    @ruby : ah... looking forward to ur own post Rubs ! Lo lebih jago dah kalau nulis postingan witty2 begini ;D

    @fungus : thank u ! really appreciate it :)

    ReplyDelete
  5. The same thing happen in travel bloger world :D kayak ini ~> "Enak ya jadi Travel Blogger, kerjanya cuma JALAN-JALAN GRATIS" muahaha, tapi ya gitu deh manusia~ cuma bisa ngeliat enaknya aja enggak perjuangan di baliknya. :P Btw aku paling salut sama food blogger padahal, jalan bareng mereka juga seru. *pernah sekali*. Mereka juga bisa mendeskripsikan makanan enak dengan menyenangkan. Cuma nggak enaknya kalau ngetrip bareng food blogger itu harus ngalah makanannya di foto dulu sampai mereka ngerasa puas~ laper deh nungguinnya :p

    ReplyDelete
  6. Pengakuan dosa: Aku pun dahulu pernah 'ambisius' & mungkin membuat bbrp senior merasa risih. Hopefully they've no hard feelings about it. sekarang sebagai yg lebih berpengalaman, gw juga ngerti kenapa blogger2 baru banyak yg sangat antusias 😁

    ReplyDelete
  7. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  8. Ahhh ada muke guwe dong walopun akoh dah gak eksis di jagad food blog indonesia. I feel you Sha, great curcol read hahahahaha!

    ReplyDelete
  9. I feel you, keren sha bisa menyuarakan ini.. :D

    ReplyDelete
  10. naaatt...mau ikutan bilang salam angkatan 2010 hahaha...buset ga nyangka ada foto gue disini hihihi...I feel you bgt skrng, apalagi ampir setahun ga ngeblog gegara hamil n ngurus anak...dunia terasa berubah *tsahhh

    ReplyDelete
  11. Salam angkatan 2010!
    Keren Nat postingan lo! Hahahaa...yap, life's so much easier back in those days, dimana kita bener2 ngejalanin blog krn passion dan bs berteman baik sm semua yang punya passion yg sama and no drama.
    Semoga post lo bs kasih insight dan bs jd self reminder buat semua foodies. Intinya semua harus dilakuin pake cintaaa ❤️❤️

    ReplyDelete
  12. definitely true. so agree with this post! :)

    ReplyDelete
  13. Suka banget sama tulisannya. Jadi keinget awal ngeblog banyak dituduh cuma mo gratisan. Yaoloooo.. Sadis. Padahal dulu lebih ke arah bangga aja kalo dpt undangan hahaha. Skr gw malah lebih suka ngeblog hasil makan pergi sendiri tanpa undangan. Hihihi.. Sering juga dianggap tau semua tempat makan enak. Padahal gak semua tempat udah kita coba kan hahahaha.. Anyway keep up the good blog Nat. 😘😘

    ReplyDelete
  14. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  15. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  16. Aku jadi makin nge-fans #cieee honestly, as a newbie aku belajar banyak dari kamu dan temen2 lainnya, karena basicnya udah cinta food, it shows!

    ReplyDelete
  17. Keliatan banget curhatnya ya. haha. Nice post btw, change the perspective towards food bloggers. But I really appreciate honest reviews so much! Thanks for giving ones! :)

    ReplyDelete
  18. Heck yeah girl! Give it to them! Hahahahaha. No 3 "Ohh makanannya parah ya.... gara-gara lidah lo parah juga kali ye" *kabur*

    ReplyDelete
  19. Belum lagi kalo perut udah keisi sama satu makanan, tapi harus coba makanan yang lain, gitu terus dalam sehari sampe beberapa menu dalam satu resto atau bahkan banyak resto.

    I could really feel what you feel, kak Nat. Walopun bukan food-blooger, but I like eating that much. Sering tiap dapet waktu luang seharian bisa kuliner jajakin tempat makan enak, tapi akan terasa udah gak enak lagi karena kebanyakan makan dalam sehari. 😌

    ReplyDelete
  20. 2) Review yang JUJUR, emang susah untuk dilakukan, tapi elo harus lakukan, karena cuma kejujuranlah yang bisa membuat pembaca lo PERCAYA sama review lo *tsaaahhhh*

    >> Couldn't agree more. And what's worse, ada beberapa food blogger yg menyalahgunakan benefit dari profesi mereka untuk menaikkan/menjatuhkan rating beberapa f&b outlet tertentu demi kenyamanan pribadi clientnya. Gue berharap para food blogger lokal masa kini bisa lebih (profesionally) jujur sih dlm mengupas isi blog2nya, sehingga bisa cukup credible utk dijadikan narasumber kalo nyari info f&b.

    Cheers!
    Have a good day :)

    ReplyDelete
  21. Agreed, aku jarang liat nih foodblogger yang jujur lagi. Rare item!

    ReplyDelete
  22. couldn't agree more!! saya sendiri kadang gemes dengan mereka yang hanya bermodal kamera HP, makan di satu tempat, posting 2-3 foto di medsos hanya dengan komentar "menurut saya nggak enak, kemahalan, biasa, dll.."

    if you don't really know food and the things behind its process, then don't judge the person who work really hard to create that dish just by saying "nggak enak". please describe the dish seperti pak Bondan di TV itu: enak, kuahnya ada aroma bawang yang pas, pedesnya dari sereh dan merica, ada rasa asam dari jeruk limau, dll..

    but then again, sekarang era medsos dimana semua orang bebas berekpresi. semoga para netizen bisa bijak memilih review dari para blogger yang kredibel..

    Cheers!!
    BTW, I'm a big fan of you ; ))

    ReplyDelete
  23. mau tanya dong, apakah food blogger itu harus selalu memakai kamera slr atau kamera lensa? apakah ada food blogger yang skrg uda terkenal masih menggunakan kamera hape?

    ReplyDelete
  24. Tulisan ini bagus sekali. Terus terang sy kecewa dgn org2 yang menyebut dirinya food blogger tp berorientasi utk 'bayaran'. Dulu saya punya teman blogger, tdk sedikit yg meminta utk mencicipi produknya. Dan yg menyenangkan adalah org2 itu tdk memaksa supaya produknya diposting di blog atau medsos. Mereka hanya ingin direview, dan teman saya juga mereview apa adanya, dengan jujur. Kal zaman skg sih yg ngaku2 jd food blogger tp meminta bayaran lbh tepat jd agen iklan saja. Review sudah jelas palsu krn selain dpt barang gratis, jug dibayar. Malah ada paket2nya. Jd apapun akan dibilang enak. Yg seperti itu sebaiknya jgn menyebut akun mereka sebagai akun food blogger atau rekomendasi kuliner -__-

    ReplyDelete
  25. Despite the fact that I love experience and voyaging, I need a spot to rest toward the finish of a tiring day. While a 5 star hotel is the ideal sprinkle of extravagance, it's just difficult to bear the cost of it in these difficult budgetary conditions. hotels in corydon ia

    ReplyDelete